Danternyata kita sudah 75 tahun hidup di Negara yang sudah merdeka. Dan itu semua berkat pahlawan yang rela gugur dalam perang melawan para penjajah-penjajah dari Negara lain. Di hari kemerdekaan ini merupakan suatu momen yang sangat tepat untuk kita memperingati dan mengenang jasa para pahlawan yang sudah berjuang untuk
Darisegi politis, kita adalah bangsa yang merdeka. Dari segi ekonomi dan budaya, secara perlahan kita terjajah Neoliberalisme. Dari segi mental dan tindakan, bangsa Indonesia belum merdeka dari Kebodohan dan Apatisme. Sampai kapanpun kalau tak ada siasat ingin berubah untuk Merdeka, maka tiada merdeka. “Fihi Ma Fihi.
KurikulumMerdeka, Apakah Solusi? Hengki Ferdiansyah. Kamis, 3 Maret 2022 | 21:30 WIB. Peraturan pendidikan, apalagi yang dikeluarkan negara, sangat berpengaruh terhadap kualitas siswa yang dididik. Semakin bagus aturan yang dibuat, sesuai dengan kondisi masyarakat, kemungkinan besar akan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Saudarakita sudah sampai pada minggu keempat. Diskusi kita kali ini berkaitan dengan keterampilan berbicara dan mengambil topik Merdeka belajar. Apa Itu Merdeka Belajar Kampus Merdeka? 09 SEPTEMBER 2020 SEVIMA.COM – Apa yang dimaksud merdeka belajar Kampus merdeka? Dulunya kampus menjadi tempat untuk belajar bagi mahasiswa dan juga dosen
Langkah kita hari ini sudah semakin serentak, laju kita sudah semakin cepat. Hari ini kita mengikuti Kegiatan Pendampingan Implementasi Pedoman Pembelajaran Paradigma Baru yang diselenggarakan oleh Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimantan Barat untuk pemulihan bersama, bergerak untuk Merdeka Belajar," pungkas Bupati Aron.
Adabeberapa daerah yang sudah menyelesaikan sensus sebelum tanggal 31 Mei, ada juga yang selesai sebelum 15 Juni. Sumber lainnya menyatakan bahwa sensus penduduk secara resmi berakhir pada 30 Juni 2010. Ini adalah sensus penduduk ke
rxOE. Apakah Kita Sudah Merdeka – Apakah kita sudah merdeka? Pertanyaan ini telah ada di benak banyak orang sejak lama. Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, banyak orang berharap bahwa kita akan segera merdeka. Namun, seiring berjalannya waktu, harapan ini tampaknya semakin tidak realistis. Mari kita lihat fakta. Sampai saat ini, Indonesia masih kesulitan mencapai stabilitas politik dan ekonomi. Ketidakstabilan politik disebabkan oleh banyak faktor, seperti masalah agama, perbedaan etnis, dan masalah ekonomi. Setiap faktor ini menimbulkan ketidakseimbangan sosial dan ekonomi di antara berbagai kelompok masyarakat. Situasi ekonomi juga sulit dikendalikan. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah masalah kemiskinan. Penduduk yang hidup dalam kondisi miskin meningkat dari tahun ke tahun. Masalah ini ditambah lagi dengan masalah ketimpangan ekonomi yang semakin meningkat. Lalu, apakah kita sudah merdeka? Jawabannya tidak. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari dominasi asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan ekonomi. Sebagai bangsa yang masih menghadapi masalah ekonomi, politik dan sosial, Indonesia belum dapat dikatakan telah merdeka. Kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang sejati. Kita harus berupaya menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan kondusif. Kita juga harus memperbaiki ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada. Dengan melakukan hal-hal ini, kita akan dapat mengubah seluruh masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih sejahtera dan merdeka. Kemerdekaan yang sejati akan membuat semua orang merasa lebih bahagia dan aman. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Apakah Kita Sudah 1. Kemerdekaan Indonesia dinyatakan pada 17 Agustus 2. Masalah-masalah politik seperti masalah agama, perbedaan etnis, dan masalah ekonomi menyebabkan ketidakstabilan 3. Masalah ekonomi utama yang dihadapi Indonesia adalah masalah 4. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari dominasi asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan 5. Kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang 6. Kita harus berupaya menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan 7. Kita juga harus memperbaiki ketimpangan sosial dan ekonomi yang 8. Dengan melakukan hal-hal ini, kita akan dapat mengubah seluruh masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih sejahtera dan merdeka. Penjelasan Lengkap Apakah Kita Sudah Merdeka 1. Kemerdekaan Indonesia dinyatakan pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan Indonesia dinyatakan pada 17 Agustus 1945. Pada tanggal ini, Bung Karno dan Bung Hatta menyatakan secara resmi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia adalah hasil dari perebutan kekuasaan antara pemerintah Belanda dan Partai Nasional Indonesia PNI. Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil dari perjuangan yang panjang dan berat yang dilakukan oleh para pahlawan. Mereka telah mengorbankan nyawa dan jiwa mereka untuk mewujudkan cita-cita mereka akan kemerdekaan. Kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan merupakan kemerdekaan yang sejati, bukan kemerdekaan yang diberikan oleh pemerintah Belanda. Kemerdekaan Indonesia membawa dampak yang besar, terutama bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan kemerdekaan ini, Indonesia dapat menjalankan kebijakan yang sesuai dengan aspirasi masyarakatnya. Selain itu, kemerdekaan juga meningkatkan rasa percaya diri masyarakat Indonesia dan meningkatkan kedaulatan Indonesia di mata dunia. Kemerdekaan Indonesia telah membawa perubahan yang signifikan bagi kehidupan masyarakat. Namun, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa Indonesia benar-benar merdeka. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa Indonesia memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan bahwa hak-hak asasi manusia dihormati. Pemerintah juga harus memastikan bahwa Indonesia memiliki kedaulatan yang sesungguhnya. Meskipun telah berlalu 75 tahun sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Kita semua harus terus bersatu untuk memastikan Indonesia merdeka dan memiliki kedaulatan penuh. 2. Masalah-masalah politik seperti masalah agama, perbedaan etnis, dan masalah ekonomi menyebabkan ketidakstabilan politik. Secara umum, merdeka dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana suatu negara tidak dipengaruhi oleh pemerintahan luar ataupun pengaruh eksternal. Namun, dalam konteks konflik politik, merdeka berarti lebih dari itu. Merdeka berarti kondisi di mana negara tersebut dapat menentukan sendiri nasibnya dengan mengambil keputusan yang berdasarkan pada proses demokratis. Meskipun kita sudah mencapai kemerdekaan, masalah politik masih menjadi tantangan bagi kita. Masalah-masalah seperti masalah agama, perbedaan etnis, dan masalah ekonomi masih menjadi penghalang untuk mencapai stabilitas politik. Masalah agama dapat menyebabkan berbagai konflik dan perselisihan antarwarga negara, terutama di wilayah yang memiliki mayoritas suku atau agama tertentu. Perbedaan etnis juga merupakan masalah yang dihadapi oleh banyak negara, karena mayoritas populasi yang berbeda dapat menimbulkan ketegangan antarwarga. Masalah ekonomi juga dapat menimbulkan ketidakstabilan politik, karena ketidakmerataan pendapatan dan ketimpangan di antara berbagai kelompok penduduk. Ketidakstabilan politik yang disebabkan oleh masalah-masalah tersebut akan menghambat pembangunan negara, meningkatkan kemiskinan, dan menciptakan kondisi yang kurang menguntungkan bagi warga negara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah politik tersebut. Ini bisa dilakukan dengan mempromosikan dialog antarwarga, meningkatkan kesadaran politik, dan mendorong partisipasi warga masyarakat dalam pengambilan keputusan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita dapat mencapai pembangunan yang berkelanjutan di negara kita. 3. Masalah ekonomi utama yang dihadapi Indonesia adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan menjadi masalah ekonomi utama yang dihadapi oleh Indonesia. Kemiskinan terjadi akibat adanya kesenjangan ekonomi yang signifikan antara yang kaya dan yang miskin. Mereka yang berada di kalangan masyarakat kaya bisa mendapatkan akses lebih banyak pada sumber daya dan fasilitas, sementara orang-orang yang berada di kalangan masyarakat miskin kurang memiliki akses tersebut. Selain itu, adanya kebijakan pemerintah yang tidak adil dan korupsi juga menyebabkan terjadinya kemiskinan. Kemiskinan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Hal ini dikarenakan orang-orang yang berada di kalangan masyarakat miskin tidak dapat menikmati hasil keuntungan dari pertumbuhan ekonomi yang stabil. Selain itu, kemiskinan juga menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat menurun, yang akan berdampak buruk pada pembangunan ekonomi. Selain itu, kemiskinan juga berdampak buruk pada kesehatan dan pendidikan masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan orang miskin kurang memiliki akses pada pelayanan kesehatan dan pendidikan yang baik. Akibatnya, hal ini menyebabkan tingkat kesenjangan pendidikan dan kesehatan yang tinggi antara yang kaya dan yang miskin. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masalah kemiskinan adalah masalah ekonomi utama yang dihadapi oleh Indonesia. Pemerintah harus mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi ini dengan memperbaiki berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Dengan melakukan hal ini, Indonesia dapat memastikan bahwa semua warga negaranya dapat menikmati kemerdekaan ekonomi. 4. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari dominasi asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan ekonomi. Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari dominasi asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan ekonomi. Kemerdekaan adalah suatu konsep yang lebih kompleks daripada hanya meraih kemerdekaan dari suatu kekuasaan asing. Ini selalu mencakup peningkatan kekuatan, status dan kemandirian politik dan ekonomi. Kemerdekaan merupakan salah satu dari tujuh kekuatan utama yang mempengaruhi pengembangan sosial, ekonomi, dan politik di suatu negara. Di Indonesia, kita telah berhasil meraih kemerdekaan dari pemerintahan asing. Kemerdekaan bukan hanya mencakup kebebasan dari pemerintahan asing, tetapi juga mencakup stabilitas politik dan ekonomi. Stabilitas politik adalah kondisi di mana negara memiliki sistem pemerintahan yang kuat, di mana pemerintah bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan dan hak-hak rakyat. Stabilitas ekonomi adalah kondisi di mana pemerintah memberikan kepastian dan jaminan kepada rakyatnya bahwa mereka akan memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan untuk mencapai kesejahteraan. Selain stabilitas politik dan ekonomi, kemerdekaan juga mencakup hak-hak dasar warga negara, seperti hak untuk memilih, hak untuk menentukan nasib mereka sendiri, dan hak untuk mengembangkan potensi mereka. Kemerdekaan juga mencakup kebebasan berserikat, kebebasan berkomunikasi dan berdiskusi, serta kebebasan untuk mengambil keputusan yang tepat. Untuk mencapai kemerdekaan di Indonesia, Pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya melalui kebijakan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pemerintah telah meningkatkan kualitas hidup rakyat melalui program-program seperti peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan jaminan sosial, dan peningkatan akses ke sumber daya. Pemerintah juga telah meningkatkan kualitas pemerintahan dan menetapkan pedoman yang kuat untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi. Dari semua upaya yang telah dilakukan, kita dapat melihat bahwa Indonesia telah berhasil meraih kemerdekaan dengan baik. Kemerdekaan Indonesia tidak hanya berarti bebas dari pemerintahan asing, tetapi juga berarti memiliki stabilitas politik dan ekonomi yang lebih kuat. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kita telah berhasil merdeka. 5. Kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan adalah hak setiap individu untuk bisa menjalankan kehidupan sesuai dengan keinginannya. Meski kita secara teknis sudah merdeka, namun kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang sejati. Pertama, kita harus memastikan adanya kesetaraan hak dan peluang bagi semua orang. Di banyak negara, masih ada praktik diskriminasi rasial dan gender yang dapat menghalangi orang dari memperoleh pendidikan, pekerjaan, atau hak sosial lainnya. Kedua, hak ekonomi harus diberikan secara adil. Ketergantungan yang berkelanjutan terhadap bantuan ekonomi dari pihak ketiga dapat menghalangi kemandirian ekonomi yang sebenarnya. Ketiga, hukum dan keadilan harus berjalan secara adil. Penduduk harus diberi hak untuk mengakses hak asasi mereka secara adil dan tidak diskriminatif. Keempat, hak untuk kebebasan berekspresi harus diakui. Ini termasuk hak untuk mengakses informasi dan hak untuk berpendapat bebas. Terakhir, hak untuk mendapatkan perlindungan dan hak untuk hidup layak harus dihargai. Ini termasuk hak untuk mendapatkan layanan kesehatan, pendidikan, dan asuransi sosial. Kesimpulannya, merdeka adalah hak setiap orang. Namun, kita masih punya banyak pekerjaan rumah untuk mencapai kemerdekaan yang sejati. Kita harus memastikan kesetaraan hak dan peluang, hak ekonomi yang adil, perlindungan hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan perlindungan dan layanan sosial yang layak. 6. Kita harus berupaya menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan kondusif. Merdeka dari segala bentuk penjajahan memang sesuatu yang begitu luar biasa, tapi itu bukan semata-mata cukup untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi rakyat. Kita harus berupaya untuk menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan kondusif. Ini penting untuk memastikan bahwa kondisi politik dan ekonomi di negara ini tetap seimbang dan menguntungkan rakyat. Situasi politik yang stabil berarti kita harus mampu menciptakan pemerintahan yang responsif, sistem hukum yang kuat, dan pemerintah yang bertanggung jawab dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Hal ini penting agar rakyat dapat menikmati hak-hak politik dan ekonomi yang sama dan mendapat perlakuan yang adil dari pemerintah. Di sisi lain, situasi ekonomi yang kondusif berarti kita harus mampu menciptakan lingkungan bisnis yang aman dan kondusif. Ini termasuk memberi insentif kepada investor untuk membangun usaha yang berkelanjutan, menciptakan iklim yang kondusif untuk peningkatan produktivitas, dan memastikan bahwa pemerintah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Stabilitas politik dan ekonomi ini hanya dapat dicapai jika ada kepatuhan yang kuat dari semua pihak terhadap undang-undang dan peraturan. Selain itu, kita juga harus berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik serta melakukan berbagai program pemberdayaan sosial bagi rakyat. Kesimpulannya, merdeka memang merupakan hal yang luar biasa, namun jika ingin menjaga masa depan yang lebih baik, kita harus berupaya menciptakan situasi politik dan ekonomi yang stabil dan kondusif. Hal ini tidak hanya akan menjamin kesejahteraan rakyat, namun juga memungkinkan pembangunan yang lebih berkelanjutan. 7. Kita juga harus memperbaiki ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada. Merdeka adalah kata yang sangat bermakna bagi masyarakat Indonesia. Ketika kata merdeka diucapkan, masyarakat Indonesia berpikir tentang perjuangan yang luar biasa dari para pahlawan yang telah melakukan perjuangan untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa mereka. Namun, pada saat yang sama, kita juga harus menyadari bahwa meskipun Indonesia telah merdeka, masih banyak hal yang harus diperbaiki. Salah satu yang paling penting adalah ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada. Ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada di Indonesia merupakan salah satu masalah yang harus segera diatasi. Masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa ketimpangan sosial dan ekonomi tidak hanya berdampak pada kehidupan mereka secara langsung, tetapi juga berdampak pada masa depan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Ketimpangan sosial dan ekonomi berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya tingkat kesehatan, dan rendahnya tingkat partisipasi politik. Hal ini dapat membatasi kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia. Untuk memperbaiki ketimpangan sosial dan ekonomi, pemerintah Indonesia harus membuat kebijakan yang dirancang untuk mengurangi ketimpangan yang ada. Pemerintah harus membuat program-program yang dirancang untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi. Pemerintah juga harus membuat program yang memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat melalui partisipasi politik dan partisipasi dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Ketika masyarakat Indonesia berbicara tentang kemerdekaan, mereka harus memahami bahwa merdeka bukan hanya tentang hak untuk memilih pemimpin mereka; merdeka juga berarti memiliki hak untuk hidup dengan kesejahteraan dan kesetaraan. Dengan meningkatkan kesadaran tentang ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada di Indonesia dan menerapkan kebijakan yang dirancang untuk mengurangi ketimpangan tersebut, masyarakat Indonesia dapat menciptakan situasi di mana merdeka dapat diwujudkan sepenuhnya. 8. Dengan melakukan hal-hal ini, kita akan dapat mengubah seluruh masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih sejahtera dan merdeka. Merdeka, merupakan suatu cita-cita yang menjadi tujuan dari perjuangan banyak orang. Merdeka tidak hanya berarti bebas dari cengkraman pemerintah asing, tetapi juga memiliki masyarakat yang lebih sejahtera dan lebih merdeka. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, Indonesia harus membangun sistem pendidikan yang baik. Pendidikan memberikan kesempatan untuk membangun kemampuan manusia, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan kemampuan untuk membangun masyarakat yang lebih merdeka. Kedua, Indonesia harus mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dan mengubahnya menjadi produk yang bisa dijual di pasar global. Hal ini akan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja. Ketiga, Indonesia perlu mengembangkan sistem pemerintahan yang baik yang dapat menjamin hak-hak warga negara. Ini akan memastikan bahwa warga negara dapat menikmati hak-hak mereka sesuai dengan hukum. Keempat, Indonesia juga perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya partisipasi pada pemilihan umum. Ini akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih beradab dan lebih menghargai hak-hak orang lain. Kelima, Indonesia harus mengkampanyekan toleransi dan kesetaraan gender. Ini akan memastikan bahwa semua orang, terlepas dari jenis kelamin, ras, usia, atau agama, memiliki hak yang sama untuk hidup dan berkembang. Keenam, Indonesia juga perlu mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan dengan mendukung usaha kecil dan menengah. Ketujuh, Indonesia harus mengambil langkah-langkah untuk menghapus ketimpangan ekonomi dan sosial yang ada di antara masyarakat. Ini akan membantu menciptakan sebuah masyarakat yang lebih adil dan lebih merdeka. Terakhir, Indonesia harus menciptakan lingkungan yang aman dan bersih. Hal ini akan membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan melakukan hal-hal ini, kita akan dapat mengubah seluruh masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih sejahtera dan merdeka. Selain itu, masyarakat yang lebih merdeka akan menciptakan tampilan yang lebih baik dari Indonesia di dunia internasional. Dengan demikian, kita dapat mencapai tujuan akhir merdeka.
Bendera Indonesia. Sumber PixabayTujuh belas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka, nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia. Ya, begitu lah kira-kira bunyi lirik salah satu lagu kebangsaan kita, dengan judul Hari Merdeka. Namun, apakah kita memang sudah merdeka?Merdeka. Menurut KBBI daring, merdeka memiliki arti bebas, tidak terkena atau lepas dari tuntutan, serta leluasa. Melihat pengertian tersebut, apakah Indonesia sudah bebas? Apakah Indonesia sudah lepas dari tuntutan? Apakah Indonesia sudah leluasa? Terlalu rumit sepertinya jika semua aspek dibahas, apalagi Indonesia itu luas, bisa membahas dari sisi masyarakatnya, pemerintahnya, negaranya, dan lain-lain. Saya tidak merasa memiliki kapasitas untuk itu semua. Jadi saya hanya akan membahas apa yang saya rasa dan lihat saja. Mari kita dalam BerpendapatHal yang cukup banyak terjadi dan menjadi pembahasan adalah tentang berpendapat. Apakah kita sudah merdeka? Saya rasa belum. Memang, siapa saja bisa berpendapat. Siapa saja juga bisa menyuarakan keluhannya, kritiknya, masukannya, dan lain-lain. Namun, apakah seleluasa itu? Jelas tidak. Secara etika saja, kita sebagai manusia harus mampu berbicara dan menyampaikan sesuatu dengan cara yang baik. Namun bukan itu masalahnya. Meskipun sudah dengan cara yang baik, apakah hal itu kemudian tidak menimbulkan masalah? Lagi-lagi saya bilang, Indonesia melangsungkan hari kemerdekaan 75 tahun yang lalu, sudah banyak contoh kasus yang bermula dari keberanian seseorang untuk berpendapat. Ada yang dibungkam, ada yang dipenjarakan, ada yang dilenyapkan, serta ada juga yang dibunuh. Jelas itu bukan contoh dari kebebasan berpendapat. Nyatanya justru banyak dari kita yang justru takut untuk menyuarakan pendapat. Jangankan untuk hal-hal penting berbau politik dan kenegaraan, untuk hal kecil yang ditemui sehari-hari saja ada rasa takut akan pandangan dan hujatan dari orang lain, terutama netizen. Merdeka dalam BekerjaSetelah 75 tahun sejak proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, lapangan pekerjaan masih menjadi salah satu masalah besar di Indonesia. Banyak memang faktornya, dan bukan kapasitas saya untuk membahas terlalu besar hal tersebut. Namun, satu hal yang saya ingin sebut yaitu masalah kepercayaan terhadap kemampuan orang Indonesia. Nyatanya, banyak perusahaan-perusahaan yang lebih percaya pada pekerja asing. Apakah orang Indonesia tidak mampu? Atau dianggap tidak pantas? Yang jelas, jika terus seperti ini, menurut saya akan terus tinggi angka pengangguran di Indonesia. Belum lagi, banyak pekerja yang tidak merasa nyaman dalam bekerja karena keterbatasan dalam berkreasi, hak yang terabaikan, diskriminasi, hingga adanya kasus KepentinganLalu, sebenarnya siapa yang salah? Kenapa kita belum merdeka dalam berpendapat dan juga bekerja? Ah, saya tidak boleh menyalahkan. Rasanya sangat tidak pantas. Bahkan, mengerti politik dan hukum saja tidak. Daripada membahas siapa yang salah, lebih baik membahas kenapa bisa terjadi demikian. Menurut saya sih, karena ada perang kepentingan. Entah itu kepentingan harta, tahta, atau pun 75 tahun lalu Indonesia berhasil berperang melawan penjajah, kini Indonesia justru berperang melawan Bangsa sendiri. Jika 75 tahun lalu para pahlawan berhasil berjuang demi Bangsa, kini justru banyak oknum yang berjuang hanya demi kepentingan sendiri. Selayaknya perang senjata, korban tidak hanya dari mereka yang berperang, melainkan juga orang-orang lainnya. Begitu pun dengan perang kepentingan ini, yang jadi korban adalah bangsa Indonesia secara umum, bukan hanya oknum-oknum itu pendapat kalian, apakah Indonesia memang sudah merdeka?
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sorak sorai saling bersahutanMengiringi setiap jengkal Yang bergerak maju tiada gentar Menyingsingkan lengan Mengepalkan tangan meninju langit Berteriak lantang Menyerukan kebebasan Wahai bung dan nona sekalian Di tengah sayup-sayup kemerdekaan iniPernahkah terlintas di pikiran kalianBagaimana kemerdekaan yang sejati itu ? 1 2 3 4 5 Lihat Puisi Selengkapnya
Indonesia telah menjadi negara yang merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945. Merdeka atas penjajahan dan merdeka atas negaranya sendiri. Sudah 76 tahun berlalu dan kita sampai saat ini masih bisa merasakan kemerdekaan tersebut. Tapi apakah kita telah benar-benar merdeka? Sejarahnya kita memang negara yang merdeka, tapi kita seolah-olah hanya berjalan di tempat dan masih setia menyandang negara berkembang. Bukan bermaksud membandingkan, tapi Korea Selatan yang kemerdekaannya hanya berbeda 2 hari saja dengan Indonesia, kini telah berhasil menjadi negara yang maju, oke, hanya berbeda 2 hari, mungkin bukan perbedaan yang jauh. Bagaimana dengan Singapura yang baru merdeka pada 9 Agustus 1965?. Dengan kata lain, setelah 20 tahun kita merdeka, barulah Singapura menjadi sebuah negara merdeka, walaupun sebelumnya masih menjadi bagian dari negara Malaysia. Kenyataannya, negara kita memang sedang menghadapi banyak masalah, mulai dari perekonomian, infrastruktur, pandemi covid, dan masih banyak lagi. Tapi pernahkah kita menerung apa sebenarnya akar masalah dari negara kita?. Untuk menjawab pertanyaan besar tersebut, kita bisa berangkat dari buruknya rangking Indonesia pada PISA Programme for International Student Assessment, sebuah tes yang dilakukan oleh OECD Organisation for Economic Co-operation and Development, tes tersebut menguji kemampuan anak-anak di seluruh dunia dalam membaca reading, matematika mathematics, dan sains science. Tes ini diadakan setiap 3 tahun sekali dan pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 Negara, sedangkan pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat 70 dari 78 Negara. Menariknya lagi, yang berada di peringkat satunya bukanlah Amerika, China, ataupun Negara super power lainnya, melainkan Singapura. Berbicara tentang PISA lagi, pada dasarnya PISA bukanlah sebuah tes untuk tahu pencapaian siswa dari kegiatan pembelajaran, melainkan adalah untuk mengukur seberapa siap seorang siswa untuk bisa survive dalam menjalankan kehidupannya. Mengingat bahwa jaman terus berkembang dan terus mengalami perubahan. Dari sini kita belajar bahwa, masih banyak siswa di Indonesia belum siap untuk menjalankan kehidupan yang serba modern dengan perubahan yang sangat cepat. Pendidikan kita terbilang lambat untuk mengikuti trend dan kebutuhan industri di segala bidang pada saat ini. Sebagai contoh, sekarang kita memasuki era digital, dimana semua bisa diakses melalui internet, salah satunya adalah Youtube. Dari sebelum Youtube menjadi sebuah wadah pekerjaan sampai menjadi sumber penghasil uang. Sistem Pendidikan kita tak sekalipun berubah dan peka terhadap perubahan digital. Salah satunya adalah tidak diajarkannya di sekolah tentang penggunaan media digital. Pemerintah seharusnya menjaga iklim Pendidikan di Indonesia clime control, yaitu mengawasi jalannya pendidikan agar berjalan dengan baik. Sir Ken Robinson dalam sebuah kesempatan di TED mengatakan “Masalahnya adalah pendidikan tidak berlangsung dari ruang DPR, melainkan dari kelas dan sekolah. Dan yang menjalani Pendidikan formal adalah guru dan murid. Dan jika kamu menghilangkan diskresi itu. Pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik, kita harus mengembalikan Pendidikan ke masyarakat”. Pendidikan itu menyesuaikan dengan kondisi dan keinginan masyarakatnya. Dewasa ini, sudah berapa tahun waktu yang kita berikan untuk menjalani pendidikan kita?. Sekurang-kurangnya 12 tahun merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menjalani pendidikannya di Indonesia, itupun bagi mereka yang mampu. Selama kurun waktu tersebut, berapa banyak mata pelajaran yang kemudian berguna dalam dunia pekerjaan dan masyarakat? atau setidaknya dari 12 tahun itu, pelajaran mana yang sangat berguna untuk siswa itu bisa melanjutkan kehidupannya?. Mari berpikir dan merenung sejenak. Ki Hajar Dewantara merumuskan Pendidikan di Indonesia dengan tujuan untuk memerdekakan manusia. Apa maksud dari manusia yang merdeka itu?, yaitu manusia yang selamat raganya dan manusia yang bahagia. Apakah selama ini sekolah mengajarkan kita untuk menjadi manusia yang merdeka? Manusia yang selamat raganya dan bahagia hidupnya?. Jawabannya lagi-lagi bisa kita pikir sendiri. Ki Hajar Dewantara, melalui filosofi tri rahayu menjelaskan 3 peran penting pendidikan, Memajukan dan menjaga diri Memelihara dan menjaga bangsa Memelihara dan menjaga dunia. Jika kita mampu memerdekakan satu orang, itu adalah langkah awal memerdekakan satu keluarga. Memerdekakan satu keluarga adalah langkah awal memerdekakan satu daerah. Dan Memerdekakan satu daerah adalah langkah awal memerdekakan satu bangsa. Lant Pritchett, professor dari Oxford University dalam tulisannya berjudul “The Need for a Pivot to Learning New Data on Adult Skills from Indonesia” pada 2016 mengatakan anak Indonesia yang tinggal di Jakarta dan telah menyelesaikan pendidikan tinggi memiliki literasi yang lebih rendah dibandingkan dengan anak Yunani atau Denmark yang baru menyelesaikan pendidikan menengah pertamanya. Beliau menambahkan, terdapat sebuah kesenjangan kemampuan yang dimiliki anak Indonesia, dan bila gap/kesenjangan tersebut diukur dalam satuan waktu, kita, negara Indonesia tertinggal selama 128 tahun. Kualitas Pendidikan secara tidak langsung juga mengukur kualitas guru. Hasil uji kompetensi guru UKG tahun 2015 menunjukkan rata-rata nilai UKG di Indonesia adalah dari 100. Dampak yang tejadi dari nilai UKG tersebut adalah sulitnya komunikasi mempengaruhi proses transfer ilmu membuat siswa menjadi malas dan kurang senang dengan pelajaran yang sedang dipelajari. Disisi lain, pada tahap Pendidikan selanjutnya, yaitu di perguruan tinggi, siswa sekolah mengenah atas harus mendapatkan kursi pada perguruan tinggi. Pada akhirnya lembaga bimbingan belajar menjadi pilihan untuk menutupi ketidaktahuan pelajaran yang diajarkan di dalam kelas. Dewasa ini, untuk bimbingan belajar pada umumnya apalagi kusus persiapan masuk perguruan tinggi menghabiskan 5 Juta rupiah. Padahal kita semua sadar bahwa tidak semua siswa tersebut mampu untuk membayar atau mengikuti bimbingan tersebut. “apakah hanya sampai disitu masalahnya?” “jawabannya, tidak” Tahun 2030 kita akan menghadapi bonus demografi, dimana angka populasi manusia produktif 15-64 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan angka populasi manusia non-produktif 64 tahun ke atas. Bonus demografi merupakan sebuah penawar sekaligus akan menjadi senjata yang mematikan bagi bangsa Indonesia. Kenapa?. Bonus demografi dapat dianalogikan seperti rumah tangga, bila jumlah pekerja dalam keluarga tersebut lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak bekerja, maka keluarga itu akan makmur dan sejahtera. Dimana masyarakat pada usia produktif mampu bekerja dan memberikan kontribusi terbaik yang relevan terhadap perkembangan dunia industri dan digital. Sebaliknya, setelah terjadinya bonus demografi, muncul demographic burden atau beban demografi. Beban demografi artinya dimana angka populasi usia non-produktif lebih banyak dibandingkan dengan populasi usia produktif. Dalam sebuah artikel berjudul “Attaining the Demographic Bonus in Indonesia” oleh Teguh Warsito, pemerintah Indonesia harus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan meningkatkan kualitas pendidikan, penyamarataan pendidikan, mengurangi lama waktu pendidikan, dan memanfaatkan internet untuk mengedukasi masyarakat. Pendidikan sekali lagi menjadi sesuatu yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Sehingga mari coba kita tanyakan pertanyaan yang tadi sempat muncul di awal. “Apasih sebenarnya akar masalah dari negara kita?” “Jawabannya adalah pendidikan kita”. Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah sepenuhnya dan juga tidak bisa membiarkan pemerintah memegang penuh kendali pendidikan, melainkan kita harus bekerja sama dengan semua elemen pendidikan yang ada di negara kita, diantaranya adalah, pemerintah, masyarakat, guru, sekolah dan yang terakhir adalah pihak swasta. Siapakah pihak swasta itu?. Mereka adalah pihak yang bergerak secara mandiri, pihak-pihak yang berusaha mencari solusi dengan gagasan-gagasan dan ide-ide baru untuk menyelesaikan masalah di ranah pendidiakn. Contoh pihak swasta tersebut adalah Ruang Guru, Zenius, Pahamify, Quipper, dan masih banyak lagi. Menurut penulis, terdapat sedikit penekanan untuk kata “pihak swasta”. Karena inilah wadah dan tempat berkumpulnya ide kreatif, niat baik dan gagasan inovasi. Contoh dari luar dunia pendidikan adalah Gojek, aplikasi yang mempertemukan penumpang dan supir/pengendara motor melalui aplikasi yang sama-sama saling menguntungkan kedua pihak. Begitu pula dengan pihak swasta yang berada dalam ranah dunia Pendidikan kita, sekarang adalah tugas anak-anak muda yang penuh ide-ide baru, gagasan kratif, inovasi, dan semangat yang berapi-api untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia ke arah lebih baik. Penulis yakin, mengolaborasikan bonus demografi dengan inovasi usia produktif anak Indonesia adalah salah satu penawar yang mampu mengobati banga kita atau bahkan memberikan dorongan untuk bangsa ini agar bisa menjadi bangsa yang maju. “Mari kita sama-sama berdoa dan berusaha serta bersinergi untuk memperbaiki bangsa ini, mulai dari diri kita sendiri”
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tulisan ini untuk melengkapi sekaligus merespon tulisan saya sebelumnya Baca Merdeka Bangsaku, Medeka Kaki dan PerutkuJudul tulisan ini merupakan pertanyaan yang tidak mudah dijawab dengan gamblang. Apakah kita sudah merdeka, tergantung pada diri pribadi kita masing-masing. Banyak tolok ukur kemerdekaan menurut saya orang yang awam ini. Merdeka dalam sandang, merdeka dalam pangan, merdeka dalam pendidikan, merdeka dalam pekerjaan, merdeka dalam keuangan, merdeka dalam berusaha, merdeka dalam beribadah sesuai agama, merdeka berpendapat, merdeka bertetangga dan banyak lagi indikator merdeka merdeka yang lain. Sebagai orang yang bertanggung jawab dapat saya jawab bahwa belum sepenuhnya kita mendapatkan kemerdekaan dalam setiap aspek yang disebut di atas. Namun setidaknya kita telah sedang menuju kepada kemerdekaan itu sendiri. Anda berpakain kan? Anda makan setiap hari kan? Anda yang membaca tulisan ini saya yakini minimal berpendidikan bukan? Anda memiliki uang bukan? Anda bebas melakukan usaha bukan? Anda bebas beribadah menurut agama anda bukan? Anda bebas berpendapat bukan? Tetangga Anda baik baik dan tidak menggangu bukan?Kalau mayoritas jawaban anda adalah "YA", maka sejatingya kita telah sedang mereguk kemerdekaan itu. Itu tidak bisa kita pungkiri. Maka bohong besar kalau ada orang yang bilang bahwa kita belum merdeka. Memiliki banyak kekurangan dan tantang dipastikan iya. Namun jangan dustai diri anda dengan mengatakan bahwa kita belum merdeka. Malah menghujat berbagai pihak termasuk menyalahkan pemerintah yang telah berusaha dan bekerja keras menghela bangsa ini untuk kemajuan kemajuan di berbagai sangat bangga menelisik berbagai kemajuan yang telah dicapai bangsa ini. Mulai dengan maraknya pembangunan jalan tol, pembangunan bendungan di banyak daerah, pembenahan instansi instansi pemerintahan, perbaikan Badan Usaha Milik Negara BUMN, cobalah lihat pegawai pegawai BUMN sekarang dan bandingkan dengan kondisi yang lalu, amati Aparat Sipil Negara ASN, Amati gedung gedung dan instansi pemerintah, semua bergerak menuju titik yang sama. Perbaikan. Saya adalah pengamat yang diam diam mengamini dalam hati secara pribadi akan terjadinya perbaikan dan perubahan pada berbagai aspek bangsa ini. Banyak hal yang saya lihat dan kagumi terkait perubahan perubahan yang terjadi dalam bangsa kita. Kebetulan oleh karena tugas sering bepergian, saya mengamati beberapa aspek kehidupan kita semua menuju titik yang sama, yakni perbaikan yang massive dan hal di atas sungguh membanggakan saya secara pribadi. Ketika mencoba menaiki LRT di Palembang awalnya masyarakat masih enggan berubah dari moda trasnportasi konvensional ke moda transportasi berbasis rel. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
apakah kita sudah merdeka